dermaga

Semuanya berawal dari matahari
Yang melabuhkan cuaca dan musim di dermaga
Tatkala angin, membisikkan pengharapan pada layar-layar
Menjauh pelan-pelan hingga akhirnya
Tak terlihat lagi

Di dermaga hanyalah jejak-jejak yang berlawanan arah
Kapal-kapal yang kembali menerawang
Tetap saja tak seperti dermaga
Merindui daratan hijau di seberang sana…

-2003-

kapal kertas

1.
bocah-bocah melayarkan kapal kertas
begitu do’a yang terhimpit pada
layar, membelah arus
lalu tambatan akhirnya tertinggal di belakang
entah dengan bocah,
atau harapan
dan para penyongsong di seberang

“ semoga kamu sampai…”
tetapi hanya sebatas hari yang tak selesai
dan tatapan tengadah berlama-lama

memberikan padaku , aku yang lain lagi….

2. 

kapal kertas yang sekarang basah, di bawah terik
cuma sekadar bayangan samar
bertumpu pada laut yang gejolak…
terombang di antara sauh dan layar
***
Langit cuma sebatas laut yang biru
memanen asa, kecewa
menyalahkan  pandangan di depan sekali lagi
hanya hari yang tak kunjung selesai…

-2002-

Tepi Laut Biru

aku duduk di haribaan pasir bersama hari,
ketika air laut bertaut
penuh kerinduan
berbagi cahaya dalam terbit mentari pagi abadi

aku bersuka menyambut ombak berpulang,
memecah berderai
mengirimkan buihnya padaku lagi

tapi aku tak’kan takut melambai,
seandainya keindahan ‘kan tiada riak
gelombang kenangan

ke langit utara arus membawa pergi laguku
begitu jauh dan tersiksa
namun masih sempatkan sebelum ombak melarutkan
‘Aku ingin pulang,’ katanya….


-2001-

hawa


"pergilah,
sebelum Tuhan
tiba," engkau meminta. 

di atas eden, 
mendung menawarkan 
sedih, 
juga daun-daun zaitun 
yang gugur. 
betapa kita, tergoda untuk 
selalu 
jatuh. 

mungkin akan ada
tujuh puluh puisi, 
masa lalu yang tak hilang, 
dan iman 
yang asing. 

tapi pada 
sekerat apel 
yang tak menjadi 
barangkali juga akan kita
pahami: kita berdosa, maka kita ada. 

dongeng cahaya

cahaya pada 
dinding, bayang-bayang sepasang lengan
yang bersentuhan
ialah siluet yang tak selesai 

sebab 
dunia ini, katamu, dipenuhi orang-orang
yang ingin saling
melupakan 

di latar
sebuah tebing dingin, 
sesaat sebelum tuhan meletakkan keesaannya 
tak ada kematian siapa-siapa
hanya masa lalu 
separuh ilusi, 
separuh perpisahan 
lalu engkau 
menjatuhkan 
diri

masa lalu, ternyata, 
ialah juga waktu 
di antara orang-orang itu, kataku,
kita mungkin hanyalah sepasang orang
asing yang tak tahu
caranya melupakan.