750 detik

…..750 detik

*

[578…577…]

Seperti biasa, lidahku kelu. Aku hanya bisa menatapnya dalam diam. Dalam kekagumanku. Dalam keterpesonaanku.

[590…591…]

Padahal aku ingin sekali merengkuhnya. Membisikkan segenap kata-kata sayang yang ada. Membelai anak-anak rambutnya. Menjadi ucapan selamat paginya yang pertama.

Babe…

Tapi, aku masih hanya diam. Menatapnya hampir tanpa berkedip.

[600…601…602…]

Pantaskah aku? Bolehkah aku?

Bukankah kata orang, mencintai bukanlah dosa? Bukan dosa, selama kita tidak menodainya. Dan itulah aku. Aku datang padanya dengan rasa yang murni. Sayang yang tanpa pamrih. Tidak ada tedeng aling-aling.

Justru itu jugalah masalahnya… Aku tidak punya kekayaan. Tidak punya penampilan yang cukup berarti. Duniaku pun jauh dari gemerlapan bintang-bintang. Walaupun aku bahagia, aku menerima semua hidupku apa adanya, bisakah dia melakukan hal yang sama? Bisakah dia memahaminya? Menerimanya?

Ah.. aku mendesah.

[620…621…622…]

Lalu, bukankah seharusnya aku tak peduli akan semua itu?

Karena hatiku adalah samudera luas.. Tidak ada pedang setajam apapun yang bisa meretakkannya.. pun menggoreskan luka di atasnya…

Dan kubuka mulutku, bersiap mengeluarkan kata-kata yang telah kupendam itu. Seperti biasa, lidahku kembali kelu. Kelu dibanjiri adrenalin yang menderas.

[639…640…641…]

God damn*d! It’s been a while and nothing has happened –
yet!

Aku harus menambahkan kata itu. Yet. Dan semoga aku benar. Memang masih ada yet.

Ayolah.. nothing to lose…

Lalu dia berpaling. Dan melangkahkan kakinya. Seperti biasa, aku tak punya pilihan lain selain tergopoh mengikutinya.

[680…681…682…]

Kuraih lengannya. Dia menoleh dan memandangku.

God, matanya… aku rela tersesat selamanya ke dalamnya…

[689…]

‘Aku..aku…’

[691…]

Kutelan ludah. Rasanya tanganku berkeringat.

[694…]

Bagaimana caranya kujelaskan?

[696…]

Dia berpaling lagi. Kali ini langsung kuraih lengannya.

[699…]

‘I love you… And I don’t think I can live without you…’

Aku terkesima pada diriku sendiri. Kata-kata itu mengalir begitu saja.

[715…]
Lalu

[716…]
semuanya

[717…]
terasa

[718…]
bagaikan

[719…]
s l o w

[720…]
m o t i o n . . . . .

[721…]
Aku memandanginya berlalu.

[724…]

Ternyata aku salah. Meskipun hatiku adalah samudera, dan tidak ada pedang setajam apapun yang mampu meretakkannya, samudera itu tak akan ada artinya kalau tiada matahari. Dia akan membeku dalam kesunyiannya…

[750…]

Aku beranjak. Menerima kekalahanku.

[752…]

*end. 080606.

[buat seseorang yang terlihat dekat, namun sesungguhnya jauh banget dari gw.. Andai kugunakan kesempatan pertama itu untuk mengatakannya padamu… Andai…]

2 komentar:

Meita Win said...

hei, ketemu disini :) udah lama tidak menulis lagi yah? Love the Maple one, sepertinya mesti belajar mandarin sama loe yah? hehehe...

Meita Win said...

I thought I leave a comment somewhere...hmm...koq gak di approved yah? :(

how sad :(