Deja Vu

Barangkali itu kamu, secabik masa lalu yang menjelma ketika kopiku kelebihan susu. Lalu kamu tertawa samar, mengejek Latte yang tak jadi. Tidakkah kamu seperti itu: gurih kenangan yang menyaru susu, lalu menyisa pahit yang serupa kopi?


Barangkali itu kamu, ketika aku sontak menoleh ke kursimu yang kosong, dengan cangkir kopi Winnie the Pooh milikmu yang sama melompongnya. Seperti seraut bayangan yang tiada, tetapi entah mengapa selalu terlihat berkelebat di sudut mataku. Membuatku ingin menoleh, lagi dan lagi, untuk kemudian mendapati sekerat masa lalu dan wajah-wajah familiar yang seperti memantul dari rumah kaca.


Barangkali itu kamu, sebaris nama yang lantas kueja, tanpa perlu kutahu artinya. Kugantungkan setanda tanya di ujung suara, meragu pada sedekap harap yang kupeluk, tanpa kupaham kapan ia akan kembali meranum matang.


Barangkali itu kamu, pintu yang tak pernah bisa kubuka kembali, ketika aku merogoh saku untuk mencari kunci pintu apartemenku. Dan ketika kudengar suara ketukan di depan pintu, ah, betapa aku berharap itu adalah kamu.


Barangkali, itu kamu. Wajah-wajah yang menatapku kala aku menapak di trotoar untuk berangkat kerja. Refleksimu yang menjelma rindu yang membuntu bisu. Kamu tahu, detik ini juga aku ingin menggenggam tanganmu seperti yang biasa kulakukan saat kita berjalan beriringan menuju kantor. Tapi yang ada hanya kesunyian yang teramat panjang.


Dan barangkali itu kamu, déjà vu yang menjeratku untuk terus lupa: bahwa kamu hanya masa silam. Dan.. barangkali itu juga aku, yang memilih lupa dan tersesat di labirin masa. Terasing dan terpasung seperti pasien sakit jiwa di dalam straitjacket..

3 komentar:

febs said...

gue ga terima!!!
ediboi.. gimana caranya nulis bagus kaya gini?????

@ekastri said...

hi @eswlie tulisanmu bagus2 lo... saya suka bacanya :)
Salam kenal ya...

cassia vera said...

suka tulisan ini.. btw, ijin memasukkan link ini ke blogrollku ya..

danti
http://cinnamome37.blogspot.com/