Masihkah kau menangis tatkala kau memandang ke lautan?
Masihkah kau menghindar dari pertanyaan tentang masa lalu itu?
Masihkah kau memimpikan nostalgia manis yang pernah membuatmu insomnia itu? Heran, bila kau bermimpi bertemu dirinya setiap malam, mengapa kau malah memilih terjaga?
Masihkah kau berubah kelam setiap hujan menerpa jendelamu?
Masihkah kau mereguk bercangkir-cangkir kopi, terduduk di kursi meja Starbucks, mengetikkan entah apa di Mac-mu?
Masihkah kau berkelana, mengelilingi dunia, dan mengatakan kau bahagia, padahal ada lubang besar di hatimu, yang membuatmu sering hanya menatap cermin di kamar mandi lamalama, dan meyakinkan dirimu sendiri, bahwa kau baik-baik saja?
Aku masih menghela napas setiap kali membaca baris-baris aksara usang itu.
Aku masih takjub, aku masih sedih, aku masih gundah.
Aku masih bertanya-tanya, untuk kemudian menahan kata-kata itu di ujung lidahku...
Semoga kau cepat bahagia.