di kotamu
rumah-rumah
tak berpintu..
Kadang, kata-kata saja tak cukup.
Adalah sepasang sandal jepit yang tinggal sebelah, kumal, berdebu, dengan sedikit noda bekas lumpur di pinggirannya. Sedikit tidak waras, tetapi berusaha meyakinkan dirinya sendiri bahwa ia baik-baik saja, sembari berharap suatu saat nanti, ia akan bertemu dengan sebelah sandal jepitnya yang hilang.
Copyright © 2007 - Hanya Inspirasi Sesaat.. - is proudly powered by Blogger
Smashing Magazine - Design Disease - Blog and Web
2 komentar:
mengetuk
di kotamu
rumah-rumah
tak berpintu..
it's quite sad huh?
menurut saya puisi singkat ini sedih sekali, seperti berharap pada sesuatu yang tidak ingin dibebani harapan.
bagaimana rumah-rumah itu bisa tak berpintu? apa sebelumnya mereka membuatnya lalu membuangnya? menguncinya?
atau sejak awal bukan berniat membuka diri?
hmm...
I really hope you can explain more. :)
Hai aulia, senang sekali atas kunjungan anda. Saya menyukai intepretasinya 'berharap pada sesuatu yang tidak ingin dibebani harapan'. Tapi mengenai 'mengapa', 'bagaimana', 'dan sebagainya, itu saya kembalikan kepada pembaca. :)
Saya sendiri, ketika menulis, membayangkan seseorang yang ingin mendekatkan diri pada seseorang yang lain, tapi tak menemukan cara untuk memulai. :)
Post a Comment