Layar monitor yang berpendar. Secangkir kopi dingin yang tinggal separuhnya. Malam gelap pekat yang sunyi…
Kutatap nanar satu layar putih di hadapnku. Judul atasnya masih Document1.
Entah sudah berapa kali aku mengetik, untuk kemudian kuhapus kembali dengan satu tombol backspace yang kupencet lama-lama.
Entah sudah berapa kali pula layar itu menampilkan kata-kata yang kuketik, untuk kemudian menjadi putih melompong kembali.
Kuhela napas. Kulepas kaca mataku, dan kupijat-pijat mataku.
Tidak ada deadline yang mesti dikejar.
Tidak ada kantung kosong yang mesti dipenuhi dengan honor hasil menulis.
Bahkan mungkin tidak ada orang yang merasa kehilangan, karena aku tak punya pembaca. Kecuali diri sendiri, yang kadang membutuhkan nostalgia. Yang kadang butuh membuka kembali lembaran-lembaran lama.
Tapi selalu ada ego untuk bertemu dan berbincang dengan diri sendiri. Selalu ada hasrat, entah itu hasrat untuk menulis atau sekadar melarikan diri dari kepenatan sehari-hari. Selalu ada kejujuran yang menunggu untuk bermuara.
Lalu, haruskah itu semua menjadi beban?
Aku menggeliat. Jam weker kecil di hadapanku sudah menunjukkan pukul 3 pagi.
Hari ini tak ada tulisan. Biar sesekali diam yang berbicara. –END
0 komentar:
Post a Comment