Gadis kecil yang menengadah itu, tidak sedang menunggu hari mendung atau matahari yang muncul saban jam 4 pagi. Gadis kecil itu, menatap langit semata-mata demi rindunya pada langit yang terlalu luas, hingga ia tak tahu, di mana awan yang ia cari.
Gadis kecil itu masih mengutuk matahari yang terlalu cepat mengkhianati, sedang ia tak pernah ingin bangun dari mimpi. tentang langit yang terlalu luas dan awan yang ia harapkan menaungi. Gadis kecil itu ingin sekali menangis, karena tau awannya tak akan pernah kembali dan ia hanya akan terus sendiri.
Karena itulah aku memanggilnya Chawpi Tuta. Bukan seperti yang diberikan Paulo kepada Gio, ketika lelaki itu duduk diam memandangi kabut malam menciumi wajah sungai (**). Tetapi semata karena kabut di tengah malam, merepresentasikan hal-hal yang begitu dicintainya.
Kadang, ia bertanya-tanya, apakah awan yang mengembara jauh itu, telah kembali untuknya sebagai kabut? Meski hanya dalam mimpi, karena setelah lewat jam 12 malam pun, cinderella harus mengepak sepatu kacanya untuk kembali ke alam nyata...
(*)kolaborasi dengan YD
(**)quoted from Supernova: Akar, Dee
12 Detik Prasangka
5 years ago
2 komentar:
nice, es... :D
:)
kan ada kamu di dalamnya. xD
Post a Comment