sepucuk surat

aku tulis surat kecil ini,
waktu kuingat lagi lautan pasir,
ombak yang berdesir, serta bendera yang melambai-lambai
di tempatmu kini

di halaman rumah, sebuah pohon kering
menantikan gerimis setitik, tetapi musim
sedang kemarau, seperti juga
jarak di antara kita

aku buka jendela di sisi meja,
angin sedari tadi berembus, hendak menghapus
jejak-jejak yang dibawanya entah dari mana (mungkin
juga dari tempatmu), memasuki lengang ini,
setelah mempermainkan tirai, seperti juga
lambaian tanganmu

hari ini, aku terjaga lebih awal,
ruangan begitu dingin, kecuali sebuah kesepian
di dalam akuarium yang kini telah kosong,
aku berusaha mengingat mimpiku tadi malam:
apakah itu engkau, yang berusaha membisikkan sesuatu
sebelum berpisah, seperti juga
masa lalu kita?

maka aku tulis surat kecil ini,
sebelum hujan bulan Juni nanti tiba:
Cepat pulang.

0 komentar: