kukira aku telah selesai berbicara tentang senja. tentang bagaimana senja hanyalah secarik kertas yang dilapisi warna kuning keemasan yang disebut sebagai lembayung. Atau biru pekat yang menggigil, yang ia sebut indigo. tentang bagaimana burung-burung pulang petang, dan nelayan bersiap-siap berlayar.
tetapi, sama seperti kemarin, dan hari-hari sebelumnya, aku masih menemukan diriku duduk di tepi pantai, memeluk kedua lututku, merasakan butir-butir pasir menggesek habis perasaan yang lara ini, yang kian menua dimakan waktu. memandangi ombak bergulung, dan memecah ketika kedalaman laut berubah. berdebur tatkala mencoba memecah karang, menjejak basah di udara, dan lenyap ditarik pulang ke laut.
Dan aku menangis. Masih menangis. Meluruh rasa yang menggenap di mata, di hati, dan di raga. Untuk apa, aku tak pernah betul-betul tahu. Barangkali karena senja indah akan segera dilahap oleh malam. Dan kembali menjalani siklus yang tanpa henti...
picture courtesy of http://journeygotodie.files.wordpress.com/2009/04/senja-wailago.jpg
0 komentar:
Post a Comment