Mapel

M a p e l

[based on a song same-titled by Jay Chou]

Daun-daun mapel berguguran di luar jendela.
Aku duduk di tepi ranjang, menatap bengong helai-helai daun yang melayang di udara itu.

I listen respectfully to my mood, which has already been quiet for a long time
Clear and transparent
Just like the beautiful scenery
It’s always only clear when seeing it in my memory

Hari ini, aku sudah diperbolehkan pulang. Itu artinya aku tidak perlu lagi kerepotan dengan infus yang menghujam nadiku. Tidak perlu lagi menatap langit-langit putih datar yang sama setiap malamnya. Tidak perlu lagi mencium bau obat dan alkohol yang pekat.

Kulangkahkan kakiku menyusuri koridor rumah sakit. Sendiri. Orang yang justru sangat kuharapkan dapat berada di sini malah tidak ada di sampingku…

Let love permeate through the ground
All I want is you to be by my side

*

Daun-daun mapel berguguran.

Beberapa helainya jatuh menyentuh kepalaku, memanggilku kembali ke alam nyata. Sudah musim gugur kembali rupanya. Kutengadahkan kepalaku, memandangi pohon tua di halaman rumahku yang kini seperti dihiasi warna-warna emas.

The maple leaves slowly falling down are like thoughts
Why must retrieving be hurried before winter comes?
Loving you passing through time
Two rows of tears from the end of autumn

Semua berubah demikian cepat, terutama sejak kecelakaan itu.

Begitu tersadar, aku sudah melihatmu bersamanya. Waktu seolah mengunci hipokampusmu, dan memori masa lalu seperti menguap entah ke mana. Aku menghela napas, dan menertawakan jalinan karma.

The tenderness in the past has already been locked by time
Only leaving sadness that doesn’t go away

*
Kutatap sepasang punggung yang perlahan menjauh itu. Sepasang punggung yang telah amat kukenal... satunya milik sahabat terbaikku, satunya milik seseorang yang sampai kini masih menempati dasar hatiku yang paling jujur.

Senja masih menyisakan langit yang biru, menggurat di antara lembayung merah yang mendadak terasa demikian pedih. Kuulas sebuah senyum samar.

Biarkan semua memori itu aku yang simpan, sayang...

I light a candle to warm up the end of autumn
The northern lights plunder the edge of the sky
The northern wind brushes past the expressions of missing you
I take love and burn it into fallen leaves
Yet I can’t get back that familiar face

*


0 komentar: